Hyrule Warriors: Age of Imprisonment Review – Reverent, But Redundant
Hyrule Warriors: Age of Imprisonment hadir sebagai proyek ambisius yang ingin kembali menghormati mitologi The Legend of Zelda, sekaligus menawarkan aksi musou masif yang menjadi ciri khas seri Warriors. Secara konsep, game ini mencoba menjadi jembatan emosional antara nostalgia, lore, dan aksi cepat. Namun hasil akhirnya memunculkan satu kesimpulan jelas: reverent, but redundant—penuh penghormatan, tetapi terasa terlalu familiar.
Penghormatan Mendalam Pada Lore Zelda
Sejak menit pertama, Age of Imprisonment menunjukkan cinta besarnya kepada dunia Hyrule. Setiap cutscene, dialog, dan momen karakter dirangkai dengan detail yang menunjukkan betapa pedulinya tim developer pada sumber materi.
Beberapa hal yang standout dalam aspek lore:
Reinterpretasi Era Penyegelan
Game ini mencoba membangun ulang salah satu periode paling penting dalam timeline Zelda: masa-masa menjelang penyegelan Ganon. Narasinya dibangun dengan hati-hati, membuat penggemar lama merasa dihargai.Karakter Klasik Yang Dibawa Hidup
Versi muda Impa, Rauru, bahkan figur-figur mitologis Hyrule tampil dengan nuansa baru yang tetap selaras dengan warisan franchise.Presentasi Artistik Tetap “Zelda Banget”
Visual cel-shaded ala Breath of the Wild masih dipertahankan, memberikan kontinuitas emosional untuk para penggemar modern Zelda.
Dari sisi penghormatan dan kedalaman lore, game ini benar-benar solid.
Sayangnya… Gameplay Tidak Ikut Berevolusi
Di sinilah sisi redundant mulai terasa. Sebagai game musou, Hyrule Warriors: Age of Imprisonment masih terjebak dalam pola klasik:
Musuh pasif dan berjumlah banyak
Combo besar yang terasa repetitif setelah beberapa jam
Struktur misi yang mirip satu sama lain
Boss fight yang menarik, tetapi jarang benar-benar menantang
Meskipun beberapa karakter memiliki moveset kreatif, mayoritas gameplay tidak memberikan alasan kuat untuk bertahan lama. Bahkan bagi para penggemar musou, game ini cenderung terasa “aman” dan tidak berani bereksperimen.
Ekspektasi Evolusi Tidak Terpenuhi
Dengan potensi timeline dan statusnya sebagai prekuel spiritual era baru Zelda, banyak pemain berharap Age of Imprisonment membawa formula musou ke arah lebih ambisius. Alih-alih, game ini berjalan di tempat—padahal narasinya punya ruang besar untuk improvisasi gameplay.
Presentasi Tetap Memanjakan Mata
Meskipun aspek gameplay tidak berkembang, presentasinya tetap mengesankan.
Cutscene sinematik dengan kualitas tinggi
Desain suara atmosferik yang memperkuat vibe Hyrule
Musik orkestra yang mengangkat intensitas pertempuran
Bisa dibilang, kualitas produksi inilah yang membuat banyak pemain bertahan sampai akhir.
Kelebihan & Kekurangan Singkat
Kelebihan
Cerita kuat dan penuh penghormatan terhadap lore Zelda
Visual cantik dan konsisten dengan identitas franchise
Banyak karakter fan-favorite
Musik dan cutscene berkualitas tinggi
Kekurangan
Gameplay musou yang stagnan dan cepat terasa repetitif
Misi kurang variasi
Beberapa karakter terasa underused
Potensi timeline tidak dieksplorasi secara maksimal
Kesimpulan: Reverent, But Redundant
Hyrule Warriors: Age of Imprisonment adalah game yang menyentuh hati para penggemar Zelda, tetapi tidak memberikan pengalaman baru yang berarti. Penghormatannya terhadap lore—reverent—benar-benar terasa, namun eksekusi gameplay yang tidak berkembang membuatnya terasa redundant.
Bagi penggemar berat lore Zelda, game ini tetap layak dicoba. Namun bagi pemain yang mencari inovasi dalam genre musou, pengalaman yang ditawarkan mungkin tidak cukup menggigit.

